Analis

Analis

Kamis, 03 Oktober 2013

Pemeriksaan Air Secara Fisika


Pemeriksaan Air Secara Fisika


KEKERUHAN
Air keruh terjadi bila dalam air banyak mengandung partikel-partikel padat sehingga kelihatan kotor. Penyebab kekeruhan tsb : tanah, lumpur, partikel-partikel padat lain, sisa tumbuh-tumbuhan. Kekeruhan ini sebaiknya diukur pada hari yg sama dgn pengambilan sampel, bila ditunda sampel harus disimpan ditempat gelap dan diperiksa sebelum 24 jam. Pemeriksaan kekeruhan dgn metode Turbidimetrik (Nefelometrik)

Prinsip : Membandingkan intensitas cahaya yg dihamburkan oleh sampel dengan intensitas cahaya yang dihamburkan oleh suspensi baku pembanding pada kondisi sama, makin tinggi intensitas cahaya yang terhambur makin tingi kekeruhannya.
Sebagai pembanding pada turbidimeter dibuat dari 1 gr Silika gel yang dilarutkan dalam 1 liter air suling, sehingga setiap 1 ml mengandung 1 mg SiO2 atau kekeruhannya 1 unit. 1 mg SiO2/lt. Batas syarat air minum : 5-25 skala SiO2.
Penyimpangan batas syarat , Bila terlalu tinggi mengakibatkan :
- Rasa kurang enak
- Menimbulkan busa pada ketel
- Pada Pabrik kertas warna kertas kurang baik
- Pada tekstil warna kurang baik.
JUMLAH PADATAN TERLARUT
Dalam Air minum kandungan jumlah padatan terlarut dianjurkan tidak lebih dari 500 mg/l. Jumlah padatan terlarut adalah residu setelah sampel diuapkan kmd dikeringkan pada suhu 103-105O C.
PEMBUATAN KURVA BAKU
 Kurva Baku : Kurva yang dihasilkan dari hasil pengukuran absorben pada tiap-tiap variasi konsentrasi dengan menggunakan panjang gelombang (λ) maksimum.
 Fungsi : Perhitungan konsentrasi larutan sampel secara grafis.
 Menentukan panjang gelombang (λ) maksimum, Caranya :
- Diambil salah satu konsentrasi larutan standard
- Diukur absorben pada setiap panjang gelombang.
- Hasil yang diperoleh diplot pada grafik antara : absorben sebagai ordinat dan panjang gelombang sebagai absis.
 Pengukuran : Diperlukan 3 macam pengukuran yaitu larutan blanko, larutan standart dan larutan sampel. Cara pengukuran dengan kolorimetrik :
- Alat dihidupkan
- Stel pengatur panjang gelombang
- Masukkan kuvet larutan blanko
- Atur penunjuk skala A=0 atau T=100%.
- Masukkan kuvet larutan standard, dibaca absorben standart tersebut.
- Masukkan kuvet larutan sampel dibaca absorben sampel.
 Interpretasi Hasil :
a. Perhitungan secara teoritis
Kons. Spl = Abs. Spl X Kons. Standard
Abs. Std
b. Perhitungan secara grafik
Dari kurva baku yang telah dibuat diplotkan abs. hasil pembacaan larutan sampel yang akan ditentukan konsentrasinya. Kemudian tarik garis sejajar absis yang akan memotong garis sejajar kurva.
Pada titik potong tersebut diproyeksikan tegak lurus, dimana perpotongan pada absis adalah konsentrasi yang akan ditentukan.
 Menghitung Slope (b) dan Intercept (a)
• n. Σxy – Σx. Σy
Slope = ———————-
n. Σy2 – (Σx)2
Σy – bΣx
• Intersep (a) = —————-
n
Atau :
Σy. Σx2 – Σx. Σxy y5 – a
a = ————————– y5 = ———–
n. Σx2 – (Σx)2 b
y1 – a
x1 = ———– y = a + bx
b
Contoh :
Jika diketahui standard MnCl2 = 0,376 gr/100 ml , BA Mn = 54,94 dan BM MnCl2 = 125,94
Kons. Std 1 2 3 4 5
Absorben 0,024 0,060 0,076 0,090 0,129
Abs. sampel = 0,099
 Pembuatan larutan Standart 2 ppm dalam 100 ml
54,94 x 376 x 1 / 100
Kons. Mn std = —————————- = 1,64 mg/ml
125,94
= 1,64 mg/ml x 1000 = 1640 ppm
Kadar Mangan
Abs. Spl
Kadar Mn = ————— x Kons. St
Abs. Std
0,099
= ———— X 2 ppm = 3,3 ppm
0,060
Perhitungan kadar Mn menggunakan kurva baku :
x y x2 xy
1
2
3
4
5 0,024
0,060
0,076
0,090
0,129 1
4
9
16
25 0,024
0,120
0,228
0,360
0,645
Σ15 Σ : 0,379 Σ 55 Σ 1,377
Masukkan :
- Slope (b) : 0,024
- Intersep (a) : 0,0038
- x1 : 0,84
- y5 : 5,22
n. Σxy – Σx. Σy
Slope (b) = ———————-
n. Σx2 – (Σx)2
5. 1,377 – 15.0,379
= ——————————
5. 55 – (15)2
= 0,024
Σy – bΣx
Intersep (a) = —————-
n
0,0379 – 0,024 x 15
= ————————–
5
= 0,0038
y1 – a y5 – a
X1 = ————– X5 = ————–
b b
0,024 – 0,0038 0,129 – 0,0038
= ——————- = ———————
0,024 0,024
= 0,84 = 5,22
y1 = a + bx y5 = a + bx
= 0,0038 + (0,024 x 0,84) = 0,0038 + (0,24 x 5,22)
= 0,024 = 0,129

Tidak ada komentar: